Pengertian
Manajemen Resiko
Resiko
merupakan suatu hubungan dengan adanya ketidakpastian dan biasanya berujung
pada kerugian seseorang. Sedangkan Manajemen Resiko ialah suatu metode
pendekatan dengan terstruktur dalam mengelola suatu ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman yang dapat merugikan baik perorangan maupun korporasi.
Fungsi
Manajemen Resiko
Fungsi manajemen resiko
mencakup, menemukan kerugian potensial dan mengevaluasi kerugian potensial.
Menemukan kerugian potensial, yaitu berupaya menemukan atau mengidentifikasi
seluruh resiko murni yang dihadapi oleh perusahaan, sedangkan mengevaluasi
kerugian potensial, yaitu melakukan penilaian terhadap semua kerugian potensial
yang dihadapi oleh perusahaan.
Metode Identifikasi Resiko
Analisis
Data Historis
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan menggunakan data-data yang pernah di rilis sebelumnya
oleh peneliti sebelumnya.
Pengamatan dan Survei
Data dikumpulkan dengan terjun langsung ke lapangan, menggunakan
teknik observasi untuk mendapatkan data
melalui apa yang dilihat secara langsung.
Pengacuan ( Bencmarking)
Pengumpulan
data dengan melakukan sebuah perbandingan antara perusahaan A dengan Perusahaan
B, dimana Perusahan A dijadikan sebagai acuan terhadap perusahaan B untuk dapat
menilai apakah perusahaan B dapat penilaian yang baik atau tidak.
Pendapat
Ahli
Teknik pengumpulan data
dengan bertanya atau wawancara dengan para ahli dibidang masing-masing untuk
dapat dijadikan sebuah pengambilan keputusan.
Jenis
Resiko Pada Perusahaan
Risiko hazard ( BAHAYA
) faktor –faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan dari suatu
peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang
menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan.
Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori
ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai
risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko
adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya.
Pengambilan Keputusan Manajemen Resiko
Empat
Kategori Keputusan
a. Keputusan dalam keadaan
kepastian (certainty)
Apabila
semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka
keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti (terdapat kepastian). Dengan kata
lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat hasil dari
tindakan (action).
Misalnya dalam persoalan linear
programming,kita dapat mengetahui berapa jumlah keuntungan (profit) maksimum yang
bisa diperoleh setelah kita mengetahui persediaan setiap jenis bahan dan
kebutuhan input bagi masing-masing jenis produk. Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak sekali keputusan yang kita ambil dalam keadaan ada kepastian. Kita tahu
dengan pasti arah untuk berangkat ke kantor, restoran favorit, atau obat yang
mujarab. Hal-hal semacam itu sudah rutin kita laksanakan sehingga tidak perlu
pemikiran yang mendalam. Permasalahan akan berbeda ketika pemerintah harus
mengatur ekspor non-migas dari sektor pertanian agar jumlah penerimaan devisa
hasil ekspor maksimal dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Misal,
luas lahan yang tersedia, jumlah petani, jumlah benih dan modal yang tersedia,
dan jumlah permintaan.
Berbagai
teknik Operation Research (OR)
yang tergolong ada kepastian antara lain linear programming (LP), persoalan
transportasi, persoalan penugasan, net working planning. Pemecahan mengenai
pemngambilan keputusan dalam keadaan / situasi adanya kepastian bersifat
deterministik.
b. Keputusan dalam keadaan
resiko (risk)
Resiko
terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat diketahui dengan
pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya (probabilitas). Misalnya,
anda ingin memutuskan membeli barang. Setiap barang dibungkus dengan rapi
sehingga anda tidak dapat membedakan barang yang dalam keadaan bagus maupun
cacat. Seandainya penjual tersebut jujur dan anda diberitahu bahwa barang
tersebut berjumlah 100 buah dan barang yang dalam keadaan rusak berjumlah 99
buah. Kemudian anda harus memutuskan apakan membeli barang tersebut atau tidak.
Bila
anda termasuk orang yang normal, mungkin anda tidak akan membeli barang
tersebut, sebab resikonya terlalu besar. Kemungkinan memperoleh barang rusak
sebesar 99%. Namun jika sebaliknya, jumlah barang yang rusak hanya ada 1 buah.
Kemungkinannya adalah anda akan membeli barang tersebut, sebab kemungkinan
untuk mendapatkan barang rusak hanya 1%.
c. Keputusan dalam keadaan
ketidakpastian (uncertainty)
Adalah
suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan keputusan karena belum pernah
terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan ini kita perlu mengumpulkan
informasi sebanyak-banyak tentang suatu pemasalahan. Dengan informasi tersebut
maka dapat dibuat beberapa alternatif-alternatif keputusan sehingga dapat
diketahui nilai probabilitasnya. Dengan diperolehnya nilai probabilitas baik
berdasarkan informasi yang anda peroleh maupun berdasarkan pendapat anda secara
subjektif. Permasalahan ini sudah tidak lagi berada dalam ketidakpastian,
melainkan berada dalam kepastian karena resiko yang akan diterima telah
diketahui. Walaupun nilai probabilitas yang anda peroleh cukup kasar (roughly estimate). Pohon
keputusan (decision tree) bisa
dipergunakan untuk memecahkan persoalan dalam ketidakpastian.
d. Keputusan dalam keadaan
konflik (conflict)
Terkadang
dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancar. Banyak
permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat
menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua
pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi
yang kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu
permainan (game).
Sebagai contoh, pengambil keputusan (sebut A) memperoleh keuntungan dari suatu
tindakan yang dia lakukan (course
of action). Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan yang lain
(sebut B) juga mengambil tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision analisys),
pengambil keputusan atau pemain tidak hanya tertarik pada apa yang secara
individual dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan
B). Oleh karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing
akan saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau negatif
(merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu, misalnya
perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif, pengembangan produk
baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar